C.M. Sri Lestari, E. Purbowati dan T. Santoso
Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penampilan produksi dan feed cost per gain kelinci yang dibudidayakan menggunakan limbah industri pertanian. Materi penelitian yang digunakan adalah 21 ekor kelinci Vlaamse Reus betina yang berumur 4 bulan dengan rata-rata bobot badan awal 1.488,09 + 129,56 g (CV = 8,71%). Kelinci-kelinci tersebut diberi tiga perlakuan pakan mengikuti pola rancangan acak lengkap. Perlakuan pakan yang diterapkan yaitu T1 = rumput lapangan + ampas tahu, T2 = rumput lapangan + ampas tahu dan bekatul, dan T3 = rumput lapangan + bekatul dan konsentrat komersial. Pakan tersebut disusun secara isoprotein. Data konsumsi pakan, pertambahan bobot badan harian (PBBH) dan konversi pakan yang diperoleh dianalisis ragam, sedangkan feed cost per gain dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa perlakuan yang diberikan mempengaruhi konsumsi pakan (P<0,05), tetapi tidak mempengaruhi PBBH dan konversi pakan. Rata-rata konsumsi pakan perlakuan T1, T2 dan T3 berturut-turut 165,05; 157,53 dan 151,85 g/ekor/hari. Pertambahan bobot badan harian yang diperoleh adalah T1 = 31,93; T2 = 30,53 dan T3 = 33,95 g/ekor, sedangkan konversi pakan masing-masing 5,17 ; 5,16 dan 4,47 untuk T1, T2 dan T3. Feed cost per gain untuk masing-masing perlakuan sebesar Rp. 5.543,08/kg (T1), Rp. 6.911,63/kg (T2) dan Rp. 7.000,46/kg (T3). Dari penelitian ini dapat disimpulkan, bahwa limbah industri pertanian dapat digunakan sebagai pakan kelinci untuk menghasilkan produktivitas yang setara dengan konsentrat komersial dan menurunkan biaya pakan sebesar 20,82% sehingga cocok sebagai alternatif usaha dalam pemberdayaan petani miskin.
Kata kunci : Budidaya, kelinci, limbah industri pertanian
PENDAHULUAN
Sudah sejak lama (sekitar 20 tahun yang lalu), kelinci dipromosikan sebagai salah satu ternak alternatif untuk pemenuhan gizi (khususnya protein hewani) bagi ibu hamil dan menyusui, serta anak-anak yang kekurangan gizi . Hal ini karena ternak kelinci dapat dijadikan alternatif sumber protein hewani yang bermutu tinggi, dagingnya berwarna putih dan mudah dicerna. Kelebihan kelinci sebagai penghasil daging adalah kualitas dagingnya baik, yaitu kadar proteinnya tinggi (20,10%), kadar lemak, cholesterol dan energinya rendah (Diwyanto et al., 1985), sedangkan menurut Ensminger et al. (1990), daging kelinci berwarna putih, kandungan proteinnya tinggi (25 %), rendah lemak (4%), dan kadar cholesterol daging juga rendah yaitu 1,39 g/kg (Rao et al. dalam Sartika , 1995).
Menurut Farrel dan Raharjo (1984), kelinci menjadi ternak pilihan karena pakannya tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, maupun ternak industri yang intensif. Kelinci juga tumbuh dengan cepat, dan dapat mencapai bobot badan 2 kg atau lebih pada umur 8 minggu, dengan efisiensi penggunaan pakan yang baik pada ransum dengan jumlah hijauan yang tinggi..
Kombinasi antara modal kecil, jenis pakan yang mudah dan perkembangbiakannya yang cepat, menjadikan budidaya kelinci masih sangat relevan dan cocok sebagai alternatif usaha bagi petani miskin yang tidak memiliki lahan luas dan tidak mampu memelihara ternak besar. Di negara sedang berkembang, kelinci dapat diberi pakan hijauan yang dikombinasikan dengan limbah pertanian dan limbah hasil industri pertanian (Sitorus et al., 1982 dan Diwyanto et al., 1985). Limbah industri pertanian seperti ampas tahu dan bekatul dapat digunakan sebagai pakan konsentrat untuk kelinci dan banyak terdapat di lingkungan masyarakat Indonesia.
Ketersediaan pakan merupakan salah satu faktor penting dalam usaha pemeliharaan ternak. Keberhasilan usaha pemeliharaan ternak banyak ditentukan oleh pakan yang diberikan disamping faktor pemilihan bibit dan tata laksana pemeliharaan yang baik. Agar kelinci dapat berproduksi tinggi, maka perlu dipelihara secara intensif dengan pemberian pakan yang memenuhi syarat, baik secara kualitas maupun kuantitas. Menurut Ensminger et al. (1990), pakan kelinci dapat berupa hijauan, namun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup, sehingga produksinya tidak akan maksimum, oleh karena itu dibutuhkan pakan konsentrat.
Kendala penggunaan konsentrat pabrik adalah harganya yang mahal sehingga memberatkan petani peternak, karena biaya pakan sekitar 70% dari total biaya produksi. Seiring dengan peningkatan kebutuhan pangan untuk manusia, maka limbah industri hasil pertanian pun semakin banyak dan dapat menjadi alternatif penyediaan bahan pakan ternak yang potensial termasuk kelinci.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas kelinci dengan pakan rumput lapangan dan berbagai konsentrat yang berasal dari limbah industri pertanian (ampas tahu dan bekatul) yang dibandingkan dengan penggunaan konsentrat pabrik. Selain itu, juga untuk mengetahui feed cost per gain kelinci dengan pakan tersebut sehingga dapat direkomendasikan alternatif usaha budidaya kelinci dengan pakan limbah industri pertanian bagi petani miskin.
MATERI DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tampir Kulon, Kecamatan Candimulyo, Kabupaten Magelang selama 16 minggu. Sebanyak 21 kelinci Vlaamse Reus betina umur 4 bulan dengan bobot badan awal 1.488,09+129,56 g (CV = 8,71%), digunakan dalam penelitian pola Rancangan Acak Lengkap dengan 3 perlakuan ransum, yaitu T1 = rumput lapangan + ampas tahu, T2 = rumput lapangan + ampas tahu dan bekatul, dan T3 = rumput lapangan + bekatul dan konsentrat komersial. Bahan pakan tersebut disusun secara isoprotein sesuai dengan kebutuhan ternak kelinci menurut Cheeke et al.(1982). Kandungan nutrisi bahan pakan penelitian terdapat pada Tabel 1, sedangkan komposisi dan kandungan nutrisi pakan penelitian dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 1. Kandungan Nutrisi Bahan Pakan Penelitian
Bahan Pakan |
BK |
Kandungan Nutrisi dalam 100% BK |
|||||
Abu |
PK |
LK |
SK |
BETN |
|||
————————————- (%) ————————— |
|||||||
Rumput lapangan |
31,26 |
10,68 |
13,11 |
5,40 |
30,23 |
40,58 |
|
Konsentrat |
78,93 |
6,86 |
25,94 |
8,26 |
4,71 |
54,23 |
|
Ampas tahu |
10,14 |
4,53 |
22,23 |
2,55 |
29,77 |
40,92 |
|
Bekatul |
83,05 |
46,23 |
9,67 |
6,78 |
26,88 |
40,44 |
|
Keterangan: BK = bahan kering, PK = protein kasar, LK = lemak kasar, SK = serat kasar dan BETN = bahan ekstrak tanpa nitrogen.
Tabel 2. Komposisi dan Kandungan Nutrisi Pakan Penelitian
Komposisi dan Kandungan Nutrisi Pakan |
Perlakuan |
|||
T1 |
T2 |
T3 |
||
————————- (%) ——————— |
||||
Komposisi Pakan |
|
|
|
|
– Rumput lapangan |
68,30 |
60,00 |
60,00 |
|
– Ampas tahu |
31,70 |
33,95 |
0 |
|
– Bekatul |
0 |
6,05 |
13,81 |
|
– Konsentrat komersial |
0 |
0 |
26,20 |
|
|
|
|
|
|
Kandungan Nutrisi |
|
|
|
|
– Bahan Kering |
24,56 |
27,21 |
50,88 |
|
– Protein Kasar |
16,00 |
16,00 |
16,00 |
|
Kandang yang digunakan untuk penelitian adalah kandang bertingkat sistem bateray yang terbuat dari bilah-bilah bambu dan sekat kandang dari kawat “strimen”. Ukuran petak kandang adalah panjang 70 cm, lebar 60 cm dan tinggi 60 cm. Kandang tersebut ditempatkan dengan ketinggian 80 cm dari tanah. Masing-masing petak kandang dilengkapi dengan tempat pakan rumput berbentuk V dari bilah-bilah bambu, tempat konsentrat dan air minum berbentuk mangkok dari tanah liat serta tempat garam dari bambu dengan ukuran panjang 20 cm dan diameter 3 cm. Di bawah petak kandang dipasang plastik untuk menampung sisa pakan yang tercecer.
Penelitian dibagi dalam 4 (empat) tahap, yaitu tahap persiapan (2 minggu), adaptasi (2 minggu), pendahuluan (2 minggu) dan pengambilan data (10 minggu). Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan adalah persiapan kandang, alat-alat penelitian, bahan pakan penelitian, dan pemberian obat cacing, obat coccidiosis, obat anti stres dan desinfektan pada kelinci. Pada tahap adaptasi, ternak diberi pakan yang akan dicobakan secara bertahap untuk membiasakan kelinci mengkonsumsi bahan pakan tersebut. Tahap pendahuluan dimulai dengan pengacakan kelinci terhadap penempatan dalam kandang dan perlakuan pakan penelitian. Pada akhir tahap pendahuluan dilakukan penimbangan bobot badan untuk mengetahui bobot badan awal kelinci penelitian. Kegiatan yang dilakukan pada tahap pengamatan adalah pemberian pakan sesuai dengan kebutuhan ternak, penimbangan sisa pakan setiap hari dan penimbangan kelinci setiap 15 hari sekali untuk menyesuaikan kebutuhan pakannya. Pakan diberikan 3 kali sehari, yakni pukul 08.00 WIB sepertiga bagian konsentrat, pukul 11.00 WIB sepertiga bagian rumput lapangan, dan pukul 16.30 duapertiga bagian konsentrat dan rumput lapangan. Pemberian garam dan air minum secara ad libitum.
Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah konsumsi pakan (BK dan PK), pertambahan bobot badan harian (PBBH), konversi pakan dan feed cost per gain (FC/G). Konsumsi BK dihitung dengan menyelisihkan jumlah pakan yang diberikan dengan jumlah pakan yang tersisa dikalikan kadar BK pakan tersebut. Konsumsi PK diketahui dengan mengalikan kadar PK pakan tersebut dengan konsumsi BK-nya. Pertambahan bobot badan harian dihitung dengan menyelisihkan bobot badan akhir dengan bobot badan awal dibagi lama waktu pengamatan. Konversi pakan dihitung berdasarkan jumlah BK yang dikonsumsi dibagi pertambahan bobot badan selama waktu pengamatan. Feed cost per gain dihitung dengan cara membagi jumlah biaya pakan yang dikonsumsi setiap hari dengan PBBH-nya.
Data hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam, kecuali FC/G dengan analisis diskriptif. Perbedaan yang terjadi diuji dengan uji wilayah ganda Duncan (Steel dan Torrie, 1991).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data konsumsi pakan, PBBH dan konversi pakan disajikan pada Tabel 3. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa perlakuan yang diberikan mempengaruhi konsumsi pakan (P<0,05), tetapi tidak mempengaruhi PBBH dan konversi pakan.
Tabel 3. Konsumsi Pakan, PBBH dan Konversi Pakan Kelinci Penelitian
Parameter |
T1 |
T2 |
T3 |
Konsumsi (g/ekor/hari) |
|
|
|
– BK hijauan |
56,86 |
59,79 |
111,91 |
– BK konsentrat |
108,19 |
97,74 |
34,94 |
– BK total |
165,05a |
157,53b |
151,85b |
– PK total |
18,92a |
14,72b |
14,18b |
PBBH (g) |
31,93a |
30,53a |
33,95a |
Konversi Pakan |
5,17a |
5,16a |
4,47a |
Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05
Konsumsi Pakan
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa konsumsi BK total kelinci yang mendapat pakan rumput lapangan dan ampas tahu (T1) lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan kelinci yang mendapat rumput lapangan, ampas tahu dan bekatul (T2) atau kelinci yang mendapat rumput lapangan, bekatul dan konsentrat (T3). Hal ini menunjukkan, bahwa ransum T1 lebih palatabel daripada ransum T2 dan T3. Selain itu, ransum T1 mengandung ampas tahu basah sehingga lebih mudah dikonsumsi oleh kelinci dan dapat meningkatkan konsumsi BK total. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3, bahwa konsumsi konsentrat pada T1 (ampas tahu) lebih tinggi daripada T2 (ampas tahu dan bekatul) dan T3 (bekatul dan konsentrat komersial). Konsentrat komersial dengan bekatul bahkan tidak palatabel, yang ditunjukkan dengan konsumsi konsentrat yang paling rendah, dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Menurut Aritonang dan Silalahi (1992), palatabilitas pakan pada ternak dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor internal (kebiasaan, umur dan selera). maupun faktor eksternal (sifat pakan yang diberikan dan kondisi lingkungan). Lebih lanjut dijelaskan bahwa palatabilitas berkaitan dengan bau, rasa, dan tekstur yang dapat mempengaruhi selera makan. Cassady et al. (1971) menjelaskan bahwa kelinci mempunyai kemampuan yang tinggi untuk membau dan merasakan pakan yang tersedia serta sangat selektif terhadap pakan yang disukai. Menurut Parakkasi (1999), faktor yang dapat mempengaruh konsumsi pakan pada ternak adalah tingkat palatabilitas ternak terhadap pakan yang diberikan dan sifat fisik bahan pakan tersebut.
Konsumsi PK total kelinci dengan ransum T1 lebih tinggi (P<0,05) daripada ransum T2 dan T3. Konsumsi PK total kelinci ini seiring dengan konsumsi BK totalnya. Semakin tinggi konsumsi BK total, maka semakin tinggi pula konsumsi PK totalnya.
Pertambahan Bobot Badan Harian
Pertambahan bobot badan harian kelinci tidak dipengaruhi oleh perlakuan pakan. Menurut Tillman et al. (1998), faktor pakan sangat menentukan pertumbuhan, bila kualitasnya baik dan diberikan dalam jumlah yang cukup, maka pertumbuhannya akan menjadi cepat, demikian pula sebaliknya. Pada penelitian ini, konsumsi BK dan PK total yang lebih tinggi pada T1 belum dapat memberikan PBBH yang lebih tinggi pula. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kandungan SK ransum dengan konsentrat berupa ampas tahu pada T1 lebih tinggi (29,77%), dibandingkan dengan konsentrat berupa bekatul (26,88%) atau konsentrat pabrik (4,71%), sehingga konsentrat yang dikonsumsi tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan PBBHnya, tetapi banyak yang terbuang melalui feces. Sanford dan Woodgate (1981) menjelaskan bahwa apabila proporsi SK dalam ransum naik, maka daya cerna zat gizi pakan secara total turun. Dikemukakan oleh Cheeke (1987) bahwa kelinci memerlukan serat di dalam pakannya, bukan karena nilai gizinya, tetapi untuk mencegah enteritis. Rata-rata PBBH kelinci pada penelitian ini adalah 32,14 g.
Konversi Pakan
Konversi pakan hasil penelitian ini juga tidak dipengaruhi oleh perlakuan pakan. Hal ini berarti banyaknya pakan yang digunakan untuk meningkatkan per satuan PBBH kelinci relatif sama. Menurut Campbell dan Lasley (1985), konversi pakan dipengaruhi oleh kemampuan ternak dalam mencerna bahan pakan, kecukupan zat pakan untuk kebutuhan hidup pokok, pertumbuhan dan fungsi tubuh lain serta jenis pakan yang dikonsumsi. Meskipun konsumsi pakan pada penelitian ini dipengaruhi oleh perlakuan pakan (P<0,05), tetapi PBBH dan konversi pakannya tidak berbeda nyata (P>0,05). Hal ini kemungkinan karena kecernaan pakan yang dikonsumsi rendah sehingga ternak tidak mendapatkan cukup zat-zat pakan yang diperlukan untuk berproduksi yang lebih tinggi.
Pada Tabel 3 secara deskriptif terlihat ada kecenderungan pakan yang mengandung konsentrat pabrik mempunyai konversi pakan yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Hal ini kemungkinan karena kadar SK ransum yang mengandung konsentrat pabrik lebih rendah sehingga ransum yang dikonsumsi lebih mudah dicerna dan lebih banyak zat pakan yang tersedia bagi ternak untuk berproduksi.
Feed Cost per Gain
Feed Cost per Gain adalah biaya pakan yang digunakan untuk meningkatkan 1 kg pertambahan bobot badan. Pada saat ini harga rumput lapangan adalah Rp 150,-/kg, ampas tahu Rp 300,-/kg, bekatul Rp 700,-/kg dan konsentrat Rp 3.500,-/kg. Hasil perhitungan FC/G hasil penelitian ini adalah Rp. 5.543,08/kg (T1), Rp. 6.911,63/kg (T2) dan Rp. 7.000,46/kg (T3). Pada perlakuan T1 ternyata menghasilkan FC/G yang paling baik. Hal ini karena pada perlakuan tersebut dapat menghasilkan FC/G yang terendah, artinya biaya pakan yang digunakan untuk meningkatkan 1 kg bobot badan ternak paling murah.
Apabila diasumsikan biaya pakan sebesar 70% dari total biaya produksi, maka biaya total yang dibutuhkan pada perlakuan T1 adalah Rp. 7.918,69/kg bobot badan. Harga kelinci Vlaamse Reus di pasaran saat ini adalah Rp. 20.000,-/kg bobot badan, sehingga pemeliharaan kelinci dengan pakan rumput lapangan dan ampas tahu dapat memberikan keuntungan sebesar Rp. 12.081,31/kg. Jika harga kelinci setelah digemukkan lebih tinggi daripada sebelum digemukkan karena kualitas dan kuantitas dagingnya berbeda, maka keuntungan yang akan diperoleh peternak akan lebih tinggi pula.
Pada tingkat petani peternak, rumput lapangan bisa didapatkan dengan mudah tanpa membeli sehingga hal ini dapat mengurangi biaya pakan. Hasil perhitungan FC/G pada kondisi seperti ini untuk perlakuan T1 menjadi Rp 4.848,79/kg. Akibatnya biaya total menjadi Rp. 6.926,84/kg, sehingga keuntungan per kg bobot hidup menjadi Rp. 13.073,16. Jadi keuntungan yang diperoleh dari pemeliharaan kelinci dengan ransum yang terdiri dari rumput lapangan dan ampas tahu di tingkat petani peternak lebih tinggi. Apabila rumput lapangan diberi harga Rp. 50,-/kg sebagai biaya tenaga kerja petani dalam mengambil, maka FC/G menjadi Rp. 4.961,75/kg, biaya total Rp. 7.088,21/kg dan keuntungan yang diperoleh menjadi Rp. 12.911,79/kg bobot badan.
KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah limbah industri pertanian dapat digunakan sebagai pakan konsentrat bagi kelinci untuk menghasilkan produktivitas yang setara dengan penggunaan konsentrat pabrik. Penggunaan konsentrat dari limbah industri pertanian untuk ternak kelinci dapat menurunkan biaya pakan sebesar 20,82% dibandingkan dengan penggunaan konsentrat pabrik, sehingga cocok sebagai alternatif usaha dalam pemberdayaan petani miskin.
DAFTAR PUSTAKA
Cassady, R.B., P.B. Sawin, dan J.V. Dam. 1971. Commercial Rabbit Raising. United States Department of Agriculture, Washington D.C.
Campbell, J.R. dan J.F. Lasley. 1985. The Science of Animal that Serve Humanity. 2nd Ed., Tata McGraw-Hill Publishing Co. Ltd., New Delhi.
Cheeke, P.R., N.M. Patton dan G.S Templeton. 1982. Rabbit Production. 5th Ed. The interstate Printers & Publisher, Inc., Danville.
Diwyanto, K., R. Sunarlin, dan P. Sitorus. 1985. Pengaruh persilangan terhadap karkas dan preferensi daging kelinci panggang. Jurnal Ilmu dan Peternakan 1 (10):427-430.
Ensminger, M.E., J.E. Oldfield dan W.Heinemann. 1990. Feeds and Nutrition. 2nd Ed. The Ensminger Publishing Co., Clovis
Farrel, D.J. dan Y.C.Raharjo. 1984. Potensi ternak Kelinci sebagai Penghasil Daging. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Parakkasi, A., 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminan. Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Sartika, T. 1995. Komoditi kelinci peluang agribisnis peternakan. Semianar Nasional Agribisnis Peternakan dan Perikanan pada Pelita VI. Media Edisi Khusus :397-398.
Sitorus, P., S. Soediman, Y.C. Raharjo, I.G. Putu Santoso, B. Sudaryanto dan A. Nurhadi. 1982. Laporan Budidaya Peternakan Kelinci di Jawa Barat. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor.
Steel, R.G.D. dan J.H. Torrie, 1991. Principles and Procedures of Statistics. A Biometrical Approach. 2nd Ed., McGraw-Hill International Book Company, Tokyo.
Tillman, A.D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, dan S. Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
komji said,
Juni 20, 2008 @ 1:45 am
mantab boz
Nia Kurniaty said,
Juni 27, 2008 @ 3:42 am
Assalamu’alaikum…
Saya mahasiswa IPB, Fakultas Peternakan, Ilmu Nutrisi dan Teknologi pakan, Tingkat 3. Rencana saya semester 7 mw penelitian tentang kelinci, bisa kasih masukan ta??? Saya sngt tertarik dengan jurnal dan penelitian anda…Gud! Rencana saya ingin uji coba legum sebagai pakan alternatif kelinci…tp msh cr2 topik legum ap yang akan sy gunakan.
Tx
Penelitian anda memberikan saya gambaran tentang penilitian kelinci.
rahman said,
Juli 5, 2008 @ 4:46 am
good journall. salut boss, ass. saya mahasiswa peternakan jurusan produksi ternak, angkatan 2003 mau penelitian tentang kelinci, bs kasih masukan nggak?
tentangkelinci said,
Juli 7, 2008 @ 1:53 am
TO : Mr Rahman
Terima kasih sudah mampir di blog sederhana kami 😀
kapan-kapan kita bisa saling sharing nih….antara teori dan aplikasi saling membuhtuhkan.
Salam
Abang Rabbit
tentangkelinci said,
Juli 7, 2008 @ 2:02 am
No : Mba Nia Kurniaty
Wah Allahmdulillah semoga blog kami ini bermanfaat untuk banyak pihak.Terima kasih sudah mampir yaa Mba Nia.
Jangan sungkan bila ada pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan kelinci. Kalo kami bisa membantu akan kami usahakan. Tapi harap maklum, karena kami pun masih pemula 🙂
Salam
Abang Rabbit
tentangkelinci said,
Juli 7, 2008 @ 2:57 am
terimkasih kepada C.M. Sri Lestari, E. Purbowati dan T. Santoso
Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang
saya kutip tulisan ini agar bermanfaat buat siapa saja yg tertarik.
to rahman & Nia,
saran saya untuk lebih memaksimalkan penelitian dan data yg lengkap, agar melakukan penelitan di daerah lembang, dimana terdapat banyak peternak kelinci, sehingga data benchmark pun mudah untuk didapat.
bisa ke Asep Sutisna ( Kepala paguyuban peternak kelinci bandung ) di jl raya lembang no.19 , sebelah kiri jalan klo dr arah setiabudi
smoga manfaat
akbar said,
Juli 25, 2008 @ 7:14 pm
assalammu’alaikum….
saya siswa 3 sma ipa di sekolah indonesia jeddah (SIJ)
saya ingin bertanya..apakah suhu lingkungan mempengaruhi laju pertumbuhan pada kelinci??dan pada suhu brapakah yang paling bagus untuk pertumbuhan kelinci?
soalnya saya ingin mencoba membudidayakan kelinci di jeddah (saudi arabia) yang suhu lingkunganya +- 40 drajat,
trimakasih atas perhatianya, mohon saranya…:D
tentangkelinci said,
Juli 28, 2008 @ 3:03 am
wa alaikum salam wr wb
sangat mempengaruhi pak,
misal, kelinci yang biasanya hidup dalam suhu dingin, ex: himalayan yang ada di lembang memiliki warna hitam kontras di hidungnya, dapat hilang ketika hidup di jakarta yang notabene lebih panas ketimbang di lembang.
periode kawin kelinci sangat cocok di musim dingin, klo terlalu panas dapat mengurangi kualitas sperma si pejantannya , maka dari itu waktu terbaik mengawinkan kelinci adalah waktu malam sampai pagi hari, dimana suhu pada saat itu lebih dingin.
saran saya dicoba aja dulu pak, mudah2an dapat beradaptasi dengan baik disana, wallahu a`lam sampai sekarang saya belm pernah denger ada breeder dari arab sih 🙂 KEREN juga tuhh
salam
nana said,
Juli 28, 2008 @ 4:41 am
assalamu’alaikum
saya skrg br belajar memelihara kelinci,…..
jurnal ini sangat membantu bolehkan dikirim k email saya????????
trimakasih
Angela said,
Agustus 27, 2008 @ 1:35 am
Dear Abang Rabbit…
Range harga kelincinya dong berkisar dari berapa sampe berapa? 🙂
faulina said,
September 8, 2008 @ 4:08 am
assalamua’alaikum..sy reporter program anak di trans7. kami tertarik untuk melakukan peliputan seputar budidaya kelinci. bisakah sy mendapat info nmr kontak bapak asep sutisna, penguasaha kelinci di lembang bandung. mohon infonya via email saya di atas. trim’s
wass..
yesi said,
September 19, 2008 @ 8:32 am
ibu, saya mau tanya apakah kulit coklat bisa dijadikan bahan untuk membuat pellet kelinci. kalau bisa, berapa persen jumlahnya. trima kasih
bonz said,
September 22, 2008 @ 3:22 am
saya mau tanya gimana cara memelihara kelinci yang baik dan sehat
alexander said,
November 27, 2008 @ 4:04 pm
saya mau tanya apa obat mujarab buat atasi kelinci kembung
terima kasih.
tentangkelinci said,
Desember 5, 2008 @ 12:33 pm
To : Alexander
Obat paling mujarab untuk kelinci yang kembung adalah air jahe (Jahe di parut dan di rebus bersama air) lalu di campur gula jawa
lalu di cekokin ke kelincinya pelan-pelan….kalo bisa ketika airnya sudah dalam suhu kamar yaa alias tidak panas lagi.
Salam
Abang Rabbit
ahmadjableh said,
November 28, 2008 @ 1:41 pm
Hi…
bagaimana ya Prospek budidaya kelinci kedepanya ?
Terus yang paling dibutuhkan dari kelinci itu apanya ? dagingnya, Kulitnya atau yang lain…Couze aku sangat tertarik untuk budidaya kelinci
Terimakasih
Bram Brahmantiyo said,
Desember 25, 2008 @ 2:56 pm
Yth. Sdr. Admin…
Dengan hormat,
Kepada teman dan saudara yang tertarik dan berminat mengenbangkan kelinci baik sebagai usaha maupun hobbies bahkan penelitian, silahkan bergabung dengan asosiasi kelinci…. namanya himakindo/ib-wrsa (Himpunan masyarakat perkelincian indonesia/indonesian branch-world rabbit science association) dengan sekretarian di Balai Penelitian Ternak Ciawi, Bogor. Sekalian promosi dan ajakan silaturahmi, saya sekarang menjabat sekretarisnya dan ibu CM lestari serta penulis pada makalah di atas adalah anggota kami untuk cabang jawa tengah…
Demikian tawaran kami, salam hangat…. semoga perkembangan kelinci kita terus maju….
Saya ada beberapa tulisan tentang kelinci, bagaimana agar dapat dipublikasikan pada blog ini???
Terima kasih,
Salam
Bram Brahmantiyo
Peneliti pada Balai Penelitian Ternak Ciawi,
Bogor
tentangkelinci said,
Januari 4, 2009 @ 9:51 am
yth,
Bram Brahmantiyo
dengan senang hati kami ingin skali bergabung dengan himakindo/ib-wrsa (Himpunan masyarakat perkelincian indonesia/indonesian branch-world rabbit science association)
sempat bbrp kali berbincang dengan pak asep di bandung mengenai hal ini
o iya silakan pak , klo ada tulisan menarik bisa kirim ke blog ini atau via email ke
angjeru@yahoo.com
salam
abang rabbit
Ardi said,
Januari 5, 2009 @ 1:56 pm
Salam kenal bang rabbit, saya dan teman2 baru akan mulai pelihara kelinci, kandang seperti apa sih yg bagus dan apa pakan yg baik untuk kelinci. Terima kasih
tentangkelinci said,
Januari 13, 2009 @ 2:08 am
Salam Ardi
Kandang yang paling tepat pertama, adalah yang membuat mereka nyaman. Kedua, yang membuat si pemilik mudah membersihkan kandangnya setiap hari. Untuk kandang bagian alas, sebaiknya pilih yang paling membuat kaki kelinci nyaman. Contohnya bambu yang sudah di belah-belah di diberi jarak sekitar 1 cm antar bambu, agar kotorannya bisa jatuh ke bawah.
Abang Rabbit
Didik said,
Januari 16, 2009 @ 5:18 am
Yth Admin…..Saya di gunungkidul yogyakarta bru mau mencoba budidaya klinci.Mu tanya 1pejantan bsa membuai beberapa betina atau hrus berpasangan.Saya jga kesulitan cari bibit didaerah gunungkidul mohon bantuanya.Trima kasih sebelumnya
sinta said,
Januari 16, 2009 @ 10:42 am
saya punya kelinci tapi ko sukanya kangkung melulu ya. kalau dikasih yang lain ga mau gimana ya????????
tentangkelinci said,
Februari 15, 2009 @ 8:29 am
dear sinta,
pelan pelan kasinya mba, semua butuh proses, tidak terkecuali kelinci.
kangkung itu sangat tidak di rekomen mba, ga baik untuk pencernaannya dan bau kotorannya
klo mao kasi rumput aj, baru kemudian pelet , jadi selang seling
choirul said,
Januari 21, 2009 @ 1:41 pm
mas bagaimana dengan onggok/gamblong/ampas singkong?????
oke gak mas untuk kelinci, karena di tempatku, ampas tahu sulit didapat karena untuk pakan ternak yang lain.
tentangkelinci said,
Februari 15, 2009 @ 8:25 am
onggok/gamblong/ampas singkong?????
hmm… ak tetep nyaranin rumput sebagai makanan asli kelinci
arie said,
Januari 28, 2009 @ 2:51 am
Selamat pagi abang rabbit,
saya mau tanya cara pengolahan ampas tahu sehingga bisa diberikan ke kelinci bagaimana ya?? Terma kasih.
Bobohoo said,
Januari 30, 2009 @ 3:58 am
Ass
bang Rabbit tolong dong diposting jg tentang macam2/jenis kelinci dan gimana cara menandai/mengenalnya kelinci itu jns apa..Dan juga kisaran harga dilihat dr jenis dan umur klinci tsb..
Thanks bang rabbit
gut lak
Andry Hisyam said,
Maret 29, 2009 @ 11:29 am
Kalau makanannya kelinci, gamblong (ampas ketela) dan rumput gimana? Pagi dikasih gamblong , terus sore dikasih rumput gimana ?
gundala wejasena said,
Maret 30, 2009 @ 12:33 am
saya ingin kerjasama menerapkan hasil penelitian ini di petani Blora. Hubungi kami di 0296 5298541 kantor ketahanan pangan blora dengan gundala/darman
gundala wejasena said,
Maret 30, 2009 @ 12:34 am
atau 08156593470, kami tunggu
Doddy said,
April 22, 2009 @ 4:01 am
Abang Rabbit, saya mau mulai mengembangkan hobby saya utk memeiihara kelinci. Kalau ingin menanyakan bibit utk dibudidayakan kira2 dimana ya? Saya sudah coba mengawinkan beberapa kelinci lokal dengan ras dan ternyata anak2nya relatif lebih tahan penyakit dibandingkan anak2 dari kelinci ras. Apakah Abang rabbit bisa memfasilitasi Kami dengan Bp. Bram dari BPT Ciawi-Bogor. Mungkin ada email, no Hp atau YM yg bisa kami ketahui?
Terima kasih sebelumnya
emil said,
Juni 20, 2009 @ 6:34 am
bu saya sdg bkn pelet untuk kelinci. pny referensi tdk untk standar mutu pelet kelinci ttg nutrisi, mutu fisik dll. cz saya cr di BSN g ada.terimakasih infox
i3farming said,
Juni 29, 2009 @ 3:22 am
saya juga penggemar kelinci . . . . . .
trimakasih atas informasinya
saeful anwar said,
Oktober 16, 2009 @ 6:49 am
saya seorang siswa smk di cilacap.saya sangat tertarik dengan blog yang anda buat saya sungguh menikkati untuk sebuah illmu pengetahuan…….
mungkin kalau ada informasi lain tentang kelinci bisa aku minta untuk pengetahuan
trims…………………..
joko said,
Oktober 27, 2009 @ 1:34 pm
bagaimana cara membuat konsentrat untuk kelinci
Tri harjanto said,
November 25, 2009 @ 7:39 am
HARLANZ KELINCI BOYOLALI ternak kelinci pedaging jenis flam, hub : 085725024005
ayu said,
Desember 6, 2009 @ 9:04 am
iya,makasih banget penelitian ini bermanfaat buat kita yang tertarik dg budi daya kelinci.saya mau tanya gimana sih caranya buat pakan konsentrat atau pelet sendiri? trims.
priee said,
Januari 5, 2010 @ 5:31 am
saya juga penggemar kelinci tapi bagaimana mau memulainya saya kurang tahu betul gimana ya…
Budi saketi said,
Maret 5, 2010 @ 7:42 pm
Saya mau beternak kelinci, perlu indukan 100 ekor, dimana belinya ? Harga berapa ? Saya di Bandung/sukabumi
Armadani Marpaung said,
Maret 20, 2010 @ 3:56 am
Aku juga baru mau coba-coba ternak kelinci sekedar hobi aja aku baru punya 2 kelici yang betina kelinci biasa dan yang jantannya kelinci anggora kata yang penjualnya… cuma aku mau tanya ciri-ciri kelinci Anggora itu apa aja sih… terima kasih
h0404055 said,
April 4, 2010 @ 9:49 pm
makasih informasinya
silahkan kunjungi BLOG kami http://h0404055.wordpress.com
terdapat artikel lain yang bermanfaat, dan kalau berkenan tolong dikasi komentar. Terima kasih.
agus dwi said,
April 17, 2010 @ 2:11 am
assalaamu ‘alaikum
tentangkelinci said,
April 22, 2010 @ 1:03 am
dear pak agus
wa alaykumussalam wr wb
asep said,
Mei 31, 2010 @ 2:08 am
saya mahasiswa peternakan UNSOED, saya juga pingin berternak kelinci, tapi pengendalian penyakitnya susah emz… tapi penelitian kamu bagus..
anwar said,
Juni 8, 2010 @ 12:34 am
jurnal yang bagus, salut, saran dan masukan buat kita2 ditunggu….
DARKAM ALI S said,
Juni 16, 2010 @ 4:02 pm
TERIMA KASIH SYUKRON AZIZAH ATAS ILMU YANG ANDA TUILIS MUDAH-MUDAHAN MENDAPATKAN PAHALA.saya baru mulai belajar berternak kelinci tank you banyak
HARLANZ KELINCI BOYOLALI said,
Juli 4, 2010 @ 1:29 pm
BAGI YG MEMBUTUHKAN KELINCI PEDAGING JENIS FLAM WILAYAH BOYOLALI-SOLO DAN SEKITARNYA, hub kami di 085725024005
amblog said,
Agustus 9, 2010 @ 5:48 am
makalah yg bagus boss
di tempat ku tinggal (kudus, jateng) sudah diterapkan memberimakanan ampas tahu utk ternak spt kelinci, kambing dan sapi. dan sampai saat ini beredar mitos.. ampas tahu bisa menjadi pengganti konsentrat…. setelah baca artikel ini baru mengerti saya analisa secara ilmiah manfaat ampas tahu… thanks berat Boss… mo ijin copy ya… tuk di paste di blok saya,,, thanks..
Hanafi Buntok (Kal_Teng) said,
Agustus 28, 2010 @ 5:26 am
Asslm… boleh g minta saran gmn cr cepat penggemukn klinci, soal klinci sy umur 4 buln msh lmbt dr normal, tolng krim k email saya, thnks.
tentangkelinci said,
September 2, 2010 @ 9:16 am
wa alaikum salam wrwb
bagaimana cara menggemukkan kelinci ?
kelincinya jenis apa mas ? dan skrng beratnya dah brp kg ?
ada memang jenis kelinci yang kecil, sedang dan besar
saya jawab secara umum aj y
yang jelas pemberian pakan dengan gizi seimbang adalah jawabannya
hijauan, rumput, hay,vitamin, pelet, sangat diperlukan bagi kelinci
dan juga minum yang cukup
jangan lupa jaga kesehatannya dengan membuat environment yang nyaman buat kelinci
karena dengan demikian kelinci lebih kuat / tahan thd penyakit
klo sakit gak mungkin gemuk :))
Salam,
hanatun napiah said,
September 12, 2010 @ 2:32 pm
emh kalau bisa penjelasan mengenai kandang disertai dengan gambar,,, agar lebih jelas
Irma Indah Kurnia said,
November 26, 2010 @ 7:47 am
makasih yaa buat refrensinya..
Rugyinsun said,
Desember 11, 2010 @ 3:12 am
Ingin sekali berbisnis kelinci
mr ramina said,
Februari 27, 2011 @ 3:43 am
assalaamu ‘alaikum
Saya karyawan swasta, Memang saya ada keinginan untuk coba budidaya kelinci, tapi masih ragu karena perawatannya belum tau and lahan yg ada di lantai atas rumah tanpa atap 1.5m x 8m yg kalau siang panas sekali. Setelah baca blog ini keinginan saya makin kuat untuk mencoba, tapi saya mau coba dulu dengan pakan yg sudah jadi atau pelet kelinci.
Mas.. Dimana saya bisa dapetin pelet kelinci ? & bagaimana cara bikin konsentrat ?
Makasih infonya.
siling panghudi said,
April 6, 2011 @ 2:21 pm
mazrian rabbit.peternak kelinci kota pati jawa tengah.cp 082133447171.
hari said,
April 23, 2011 @ 2:14 pm
kang! mautanya, kalau beli kelinci rex yang masih murni alias blm kcampur ras lain di mana ? mohon infonya makasih. saya tinggal di pandeglang – Banten
cacingganas said,
April 27, 2011 @ 4:05 am
….terimakasih atas infonya….sangat berguna
suwarji said,
November 12, 2011 @ 4:34 am
Budidaya kelinci kedepanya akan lebih baik.
tentangkelinci said,
Oktober 16, 2012 @ 1:55 am
hi pak suwarji
amiiin
arifin syahputra (@aie_syahputra) said,
Agustus 7, 2012 @ 2:00 pm
bagai mana mengolah ampas tahu menjadi makanan klinci..
sedang aroma ampas tahu itu kurang enak..
apa kelinci itu tetap mau.?
bellevue hcg diet said,
Juni 7, 2013 @ 12:55 pm
Thanks a bunch for sharing this with all of us you
actually recognise what you’re talking approximately! Bookmarked. Kindly additionally visit my web site =). We may have a hyperlink change arrangement among us